Langkah Kecil menghormati alam, melalui sebatang Pohon.

Senin, 31 Oktober 2016

Puspa Tandah:Adas:Foeniculum vulgare mill

Kita mungkin sering mendengar namanya, walau kita tidak tahu wujud tanaman ini,  tanaman ini termasuk dalam salah satu tanaman obat masyarakat bali, dan sudah barang tentu tanaman ini juga salah satunya merupakan tanaman asli dari tanah dewata ini, dari sekian banyak nama yang dimilikinya di berbagai daerah diantaranya : ada yang menyebutnya dengan nama : Alas; Hades; Adeh; Cedas; Kumpasi; Manih, dan banyak lagi lainnya, namun dalam masyarakat bali tanaman ini memiliki nama adas atau dalam dunia pengobatan juga sering disebut dengan nama puspa tandah, dengan nama latinnya adalah Foeniculum vulgare Mill (sesuai informasi yang saya dapat di Kebun Raya Bali).

 Diberbagai daerah tanaman ini dapat tumbuh tinggi hingga setinggi orang dewasa, namun ada juga yang hanya seukuran kurang dari 1 meter, memiliki bentuk batang beralur berwarna putih, tumbuhnya tegak serta mempunyai daun menyirip berwarna hijau, tanaman yang sudah dewasa akan menghasilkan bunga serta buah, bunganya berwarna kuning sedangkan buah yang sudah matang berwarna keabu-abuan, namun saat gambar saya ambil kebetulan tanaman yang saya dapati adalah tanaman yang masih muda, oleh sebab itu tidak ada bunga atau buah yang saya dapati, namun jika anda ingin mendapatkannya sudah banyak dipasaran yang menyediakan buah kering dari tanaman ini.

Dari informasi tambahan yang saya dapatkan rasanya perlu saya sampaikan, walaupun sebenarnya saya juga tidak begitu paham dengan unsur-unsur kimia, namun siapa tahu ada dari teman teman yang mungkin memerlukannya jadi tidak ada salahnya saya teruskan informasi yang saya dapatkan ini.

  Adapun kandungan zat yang terdapat dalam tanaman Adas ini diantaranya adalah :
  • Polifenol;
  • Limonena;
  • Minyak lemak;
  • Stigmasterin;
  • Gula;
  • Saponin dll.
Khasiat yang dimiliki:
  • anti inflamasi;
  • diuretik;
  • karminatif serta;
  • anti mikroba.
Berikut adalah pemanfaatan tanaman Adas sebagai herbal yang ada di masyarakat yaitu sebagai obat Sembelit, dimana digunakan bahan bahan diantaranya: 3-5 butir adas, 3 lembar daun jambu biji, 2 ruas kulit batang Pulosari, semua bahan direbus dan diminum setengah gelas saat dibutuhkan.


cintapohonku.com
Share:

Mengatasi Kulit bersisik-Tibah-(bali)-mengkudu-Pache

Tanaman ini beberapa tahun silam sempat menanjak popolaritasnya, itu tak lain dikarenakan banyaknya ditemukan secara luas manfaat dari tanaman ini, dimana sejatinya jauh sebelum adanya penelitian dan penemuan itu, bagian tanaman ini terutamanya bagian buah dan daunnya, mungkin sudah dimanfaatkan ratusan tahun yang lalu, baik sebagai obat dan penjaga kebugaran, bahkan juga digunakan sebagai bahan penjaga stamina hewan peliharaan terutamanya pada ternak bebek dan ayam, tidak sampai disitu, konon mengkudu juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih pakaian pada saat mencuci pakaian layaknya sabun cuci, tentunya itu sebelum masyarakat mengenal sabun cuci seperti saat ini.

Seperti Biasa saya sedikit menjelaskan karakteristik dari tanaman ini, hal ini agar dapat sedikit menjelaskan akan tanaman yang saya maksud, berhubung banyak nama yang disematkan kepada buah ini, jadi akan sedikit membantu bagi teman-teman yang sekiranya masih agak kurang tahu tanaman ini.
  • Batang: batang pohon mengkudu adalah batang berkayu, tingginya dapat mencapai belasan meter, kayunya condong terkesan basah, dan kadar airnya agak tinggi, kulit kayunya kasar namun bersih, jika di kupas pada kulit pohonnya, kayunya akan tampak berwarna agak kuning, serta semakin pekat warna kuningnya pada bagian inti, atau semakin ketengah, walau sangat jarang digunakan sebagai bahan bangunan, namun ada sebagian masyarakat memanfaatkannya sebagai bahan dasar membuat kerajinan patung sederhana.
  • Daun: Mengkudu memiliki bentuk daun yang lebar, jika dilihat pada permukaan daunnya tampak halus da memiliki warna hijau yang pekat.
  • Buah: Buah mengkudu pada saat muda memiliki warna hijau dan teksturnya keras,  namun pada saat buahnya matang, maka buah akan berubah menjadi warna hijau kekuningan, hingga berwarna krem pada saat buah sangat matang, pada kulit buah terdapat ornamen persegi dan lingkaran layaknya sisik, jika buah matangnya kita belah akan tampak biji buah yang banyak, serta daging buah akan mengeluarkan aroma yang menyengat.
Berikut beberapa resep yang coba saya tampilkan:
  1. Hipertensi dan sakit kuning : 2 Buah mengkudu yang sudah masak, diperas diambil airnya dan ditambahkan madu, 3 kali seminggu.
  2. Kencing manis : mengkudu, Kunyit, lemo, ketiga bahan direbus lalu disaring dan diminum satu gelas setiap hari.
  3. Demam masuk angin : mengkudu 1 buah, ditambah kencur/cekuh(bali), satu ruas, direbus dan diminum.
  4. Menghaluskan kaki yang bersisik: gosokkan buah yang matang pada kaki, biarkan beberapa menit, lalu seka menggunkan kain atau lap basah.
  5. Untuk kesehatan ternak dapat juga dibaca di cintapohonku:Manfaat daun mengkudu/tibah untuk kesehatan ternak.
  Demikian saya teruskan resep herbal manfaat mengkudu dari teman-teman, semoga ada manfaatnya bagi kita semua,Terima kasih.

cintapohonku.com
Share:

Bunga Corong-corong (bali):Terompet:Alamanda

Sedikit mengenal bunga Alamanda yang dalam bahasa balinya khususnya di daerah saya dikenal dengan nama Bunga Corong-corong, namun banyak juga orang yang menyebutnya  dengan nama bunga terompet.

Manfaat:

Untuk tanaman corong-corong jenis liar  yang khususnya ada di bali, getah tanaman ini sering digunakan sebagai bahan anti bakteri, pertolongan pertama pada luka ringan dengan cara meneteskan getahnya pada luka lecet. Namun dari yang pernah saya baca, pemanfaatan bunga dan akar tanaman ini juga dapat digunakan sebagai pencegahan penyakit kuning dan Bantuan bagi penderita malaria.
Identifikasi Tanaman :

Tanaman ini memiliki ciri-ciri memiliki batang yang berbentuk bulat berwarna hijau saat muda serta berwarna kecoklatan pada saat batangnya menua, memiliki kulit batang yang halus tidak berduri, tanaman ini tumbuhnya merambat keatas ataupun membelukar kesamping, biasa merambat pada batang pohon atau media vertikal maupun horisontal, bentuk batangnya berkayu dan berbentuk ruas, pada setiap ruasnya tumbuh daun empat helai yang berlawanan ke empat arah, untuk bentuk daunnya sendiri tanaman ini memiliki bentuk daun yang lonjong serta meruncing atau melancip pada ujungnya serta rata pada sisi tepi daunnya.
 
Salah satu jenis tanaman ini biasanya dapat kita temui tumbuh sebagai tanaman belukar, tumbuh alami di tempat terbuka dan jauh dari aktivitas manusia, akibat dari pertumbuhannya begitu cepat pada saat mendapatkan media tumbuh yang cocok serta suplai sinar matahari yang tinggi, maka tanaman ini sering dirasa mengganggu oleh petani, namun jika tanaman ini dirawat dan dipelihara dengan baik, tanaman ini dapat digunakan sebagai peredu di halaman rumah, karena memiliki warna daun hijau dan warna bunga yang indah dan sangat produktif karena dapat menghasilkan bunga sepanjang waktu.

Perbanyakan Tanaman :

Perbanyakan tanaman ini, dapat melalui penyebaran biji, namun yang paling mudah adalah dengan melakukan perbanyakan melalui stek batang,

Cara steknya :

Hanya dengan memotong beberapa ruas dari batang tanaman ini, serta memangkas sebagian besar daunnya, langsung menancapkan bagian bawah batang yang dipotong ke media tanam atau tanah, maka hanya beberapa minggu tunas-tunas baru akan muncul dari ruas-ruas batang yang kita stek, dan selanjutnya anda segera dapat menyiapkan media rambatan untuk tanaman ini agar tanaman ini nantinya tanaman ini bisa tertata rapi dengan memiliki bunga yang banyak.


Share:

Tanaman Anting anting-Obat Luka Bakar-Disentri

Dari sekian banyak tanaman semak yang kita ketahui, salah satunya adalah tanaman anting-anting, ia termasuk tanaman semak karena tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat cepat, untuk saat ini hampir tidak memerlukan budidaya untuk mendapatkan tanaman ini, ia bisa tumbuh disembarang tempat yang memiliki tanah yang agak lembab dan dapat tumbuh dengan baik berdampingan dengan tanaman semak lainnya, seperti Ciplukan / kopok-kopokan (bali), ketumpang air / muluk-muluk (bali), serta tanaman lainnya, penyebarannya pada area sekitarnya sangatlah cepat, itu mungkin dikarenakan karakter tanaman semusim atau tanaman berumur pendek, tanaman anting-anting di bali disebut juga pohon payuk atau Payuk-payuk.

Tanaman ini memiliki tinggi rata rata 30 cm, memiliki batang tunggal yang bertekstur basah, memiliki daun  berbentuk oval dan sedikit agak lonjong pada ujungnya mirip akan sebuah kipas tangan, dibagian tepi daunnya memiliki tekstur yang beringgit atau bergerigi, daunnya sendiri agak tipis namun rapi krena ditopang oleh batang daun yang panjang, dari ketiak batang daunnya muncul batang bunga yang juga memiliki bentuk memanjang, dimana dari batang bunga tersebut muncul pucuk bunga yang  tumbuh berselang-seling bergerombol serta rapi.

Dari beberapa informasi yang saya dapatkan tanaman ini memiliki berbagai macam manfaat, baik itu digunakan sebagai herbal luar tubuh maupun sebagai herbal oral atau diminum, yang mana informasi tersebut saya coba rangkumkan bagi teman-teman yang sekiranya memerlukan, pemanfaatan tanaman ini diantaranya :
sebagai Obat Luar :
  1. Obat Untuk meringankan luka bakar, gunakan daun anting-anting yang ditumbuk hingga halus, lalu dibalurkan pada bagian yang sakit;
  2. Untuk merawat kulit yang memiliki eksim atau gatal dan berkoreng, dapat menggunakan air rebusan tanaman ini saat masih hangat untuk membasuh luka eksim;
  3. Untuk herbal Oral atau diminum : Meringankan Diare, mejen / disentri ( berak darah) menggunakan rebusan daun dan batang yang dicampur Gula pasir dan garam dapur, untuk takarannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Demikianlah informasi yang saya dapatkan atas pemanfaat dari tanaman anting-anting ini, semoga sedikit dapat menambah pengetahuan akan tanaman yang ada disekitar kita.


cintapohonku.blogspot.com
Share:

Manfaat Juwet ( bali):Duwet:Jamblang

Tanaman ini sangat terkenal dengan warna hitamnya, walaupun pada saat dipanen buah tanaman ini tidaklah seluruhnya berwarna hitam, buah yang masak mulai berwarna ungu hingga hitam, serta pada saat dimakan biasanya meninggalkan warna ungu pada lidah kita, buah yang masak akan berasa manis dan kadang agak sepat, tanaman ini memiliki batang kayu yang kuat, tumbuhnya dapat mencapai tinggi belasan meter, memiliki cabang dan ranting yang cukup banyak yang akan menopang banyaknya buah yang dihasilkannya. Pemanfaatan kayu dari tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan, namun karena jarangnya tanaman ini dan biasanya diameter lingkar batangnya tidak terlalu besar jadi relatif sangat jarang orang yang memanfaatkan sebagai bahan bangunan, melainkan hanya digunakan sebagai bahan baku prabotan rumah tangga seperti Kursi, meja , daun pintu ataupun daun jendela.

Kini kita bahas sedikit tentang ciri-ciri fisik tanaman ini terutamanya pada bentuk daun dan buah, serta pemanfaatan bagian dari tanaman ini sebagai bahan-bahan obat alternatif.

Daun :
bentuk daunnya bulat linjong serta landai pada bagian ujungnya, daunnya tergolong agak tebal dan sedikit kaku.

Buah :
buahnya berbentuk bulat lonjong agak lebih besar dari kelereng, pada saat muda buah berwarna hijau, lalu merah dan akhirnya pada saat matang berwarna ungu dan hitam, kulit buah tipis dan memiliki daging buah yang tebal untuk seukuran buah segitu, dan juga untuk bijinya berbentuk sama dengan bentuk buahnya. Buahnya kaya akan kandungan antosianin yang berperan penting sebagai antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.

Cara budidaya atau pengembangbiakan tanaman ini : perbanyakan tanaman ini biasanya adalah secara alami melalui penyemaian biji, namun dapat juga dilakukan dengan cara cangkok dan tempel, dikarenakan tanaman ini juga termasuk tanaman liar, maka tidaklah terlalu sulit dalam perawatannya, namun untuk mendapatkan pohon yang produktif tentu diperlukan pemupukan yang cukup.

Pemanfaatan bagian tanaman sebagai herbal tradisional :
  1. Biji Juwet : biasa digunakan oleh masyarakat jika memiliki anak yang suka ngompol, dengan menggunakan gerusan/ tumbukan beberapa biji juwet ditambah dengan gula aren/ gula bali, dan diminum tentunya setelah disaring.
  2. Kulit batang : mengatasi Sebae (bali) / buang-buang air karena masuk angin, dengan cara merebus kulit batang kira-kira satu ruas.
  3. Kencing Manis: 10-15 Biji juwet ditumbuk halus lalu direbus dengan 400 ml air atau kira-kira 2 gelas kecil, hingga tersisa 1 gelas, atau dapat juga gunakan 200 gr kulit batang juwet direbus dengan 400 ml  air hingg tersisa setengahnya dan disaring lalu diminum bertahap.
Demikian sebagian kecil resep yang saya dapatkan dari informasi teman-teman, semoga bisa bermanfaat bagi kesehatan kita, Terima Kasih.

cintapohonku.com
Share:

Minggu, 30 Oktober 2016

Pohon Besaran : Berry Lokal

Kali ini saya akan mencoba berbagi perihal tanaman yang bernama Besaran, dari data yang saya dapatkan di Kebun Raya Eka Karya Bali, yang terletak di daerah Bedugul, Kabupaten Tabanan Bali, disana disebutkan bahwa nama nasional dari tanaman ini adalah Pohon besaran, untuk nama-nama daerah atau nama lokal, mungkin sangat banyak dan tentunya berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.
Pada papan nama itu juga disebutkan bahwa salah satu dari jenis tanaman ini adalah tanaman yang juga asli tumbuh di bali, tanaman ini adalah sejenis dengan Murbei tanaman yang daunnya digunakan sebagai makanan ulat Sutera. Di daerah jawa khususnya daerah malang selatan masyarakat disana menyebutnya berry, ada pula yang menyebutnya dengan nama  Bebesaran; babesaran; kerto dll

Tanaman ini merupakan jenis dari tanaman peredu, tinggi tanaman dapat mencapai 5 meter atau lebih, tergantung dari media tumbuh dan umur tanaman, tanaman ini sendiri bukanlah tanaman yang membutuhkan perawatan khusus untuk dapat berkembang dan pembiakannya.

Perbanyakan tanaman ini padadasarnya adalah dengan cara generatif yaitu perbanyakan alami melalui pertumbuhan tunas dari bijinya, baik itu yang terjatuh saat buah yang telah matang, ataupun yang tersebar oleh hewan-hewan pemakan buah, terutamanya burung, namun bukan cuma itu, kita juga dapat melakukan perbanyakan dengan cara mencangkok, serta yang paling termudah adalah dengan cara stek batang, semua cara itu dapat dilakukan, tergantung keinginan kita tentunya.
Berikut saya gambarkan ciri ciri fisik serta info manfaat Tanaman Besaran Untuk anda :

Nama latin  : Morus Alba L ( Morac)

Nama Nasional   : Besaran

Khasiat : Antiusif; Antiporetik; Anti Flogestik, Diuretik dan Analgesik

Kandungan zat : Vitamin A, C, B1, Adenin, Kolin, Kalsium, Fospor. dll.
  • Batang : tanaman ini memiliki cabang dan ranting yang banyak khas pohon peredu.
  • Daun : Daun tanaman berbentuk jantung tidak sempurna, datar pada bagian pangkalnya dan meruncing pada bagian ujung serta memiliki ringgit atau bergerigi pada penampang atau tepi daun;
  • Buah : buah besaran adalah buah majemuk, bulat kecil dan bergerombol dalam satu tangkai, memiliki warna merah gelap pada saat matang.
Khasiat Herbal :
  1. Mengatasi demam karena  flu dan malaria, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, anemia, sakit gigi, dan darah tinggi : satu genggam buah Besaran kurang lebih 10 gr, dibuat jus dan diminum setiap hari.
  2. Hepatitis serta radang persendian:10 lembar daun direbus, diminum satu gelas sehari.
 Demikian yang saya dapat infokan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya, terima kasih.

cintapohonku.com
Share:

Pohon Asem:Celagi (bali):Obat Rangen

Tanaman ini merupakan tanaman yang dapat memiliki umur hingga ratusan tahun, dan dapat terus produktif walaupun tanaman ini sudah tua, bukan cuma saya, mungkin semua orang akan merasa takjub bila sempat melihat tanaman ini yang sudah memiliki umur lebih dari 100 tahun, tampak batang pohon ini sangat kokoh dan angker, itu mungkin disebabkan oleh amat banyaknya dahan yang dimiliki oleh tanaman ini serta besarnya batang pohon ini dalam rentang umur sekian, saat inipun kita masih bisa menyaksikan tanaman ini masih berdiri kokoh, tumbuh menjulang tinggi dan rindang, jika anda berkesempatan mengunjungi kota Denpasar, tepatnya disisi alun-alun kota Denpasar, yang disebut Lapangan Puputan Badung, disana masih tampak pohon-pohon asem yang terawat menempati sisi jalan raya, begitu pula jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Buleleng (Singaraja ) dengan Jembrana (Negara) Bali, juga masih banyak kita jumpai tanaman Asem yang sudah berumur, namun itu mungkin jumlah yang tidak seberapa jika kita bandingkan dengan yang ada disepanjang jalan Situbondo  hingga probolinggo Jawa Timur,
Berikut sedikit saya infokan mengenai tanaman asem ini yang saya dapat dari Kebun Raya Eka Karya Bali.

Nama Latin: Tamarindus indica L
  • Batang : batang pohon asem memiliki tekstur kulit yang kasar, serta kayu yang kuat, dengan cabang dan ranting yang sangat banyak, di bali bagian kayunya sering digunakan oleh masyatakat sebagai alas untuk memotong, atau di bali dikenal dengan nama Talenan, banyak juga masyarakat yang menggunakan tanaman ini sebagai hiasan yakni menggunakannya sebagai bonsai.
  • Daun : bentuk daun dari tanaman ini berbentuk bulat lonjong berukuran kecil, dari tangkai daun berisi sub tangkai, disanalah daun-daunnya tumbuh sejajaar di kedua sisi sub tangkainya,
  • Buah : buahnya memiliki bentuk bergelombang, pada saat masih muda bagian kulit dan daging buah menyatu, namun pada saat sudah matang, maka akan muncul rongga atau tuang disetiap lekukan atau gelombang pada buah, serta kulit buah menjadi keras namun renyah, terdapat biji yang kuat dalam setiap rongga yang dibalut oleh daging buah.
Kandungan dalam buah : Buah banyak mengandung Vit A dan Vit C, Asam Kalium, selulosa, dsb,

Khasiat : 
1. Mengatasi Eksim atau koreng meminum rebusan atau seduhan buah asam yang dicampur dengan beberapa iris temulawak.

2. Nyeri Haid : buah asam sebanyak 2 buah ditambah kunyit 1 ruas, ditambah gula batu secukupnya, semua bahan direbus lalu diminum setelah hangat 2 kali sehari.
Demikian semoga bermanfaat

cintapohonku.com
Share:

Selasa, 25 Oktober 2016

Manarasa:pohon khas Kawah Domas-Tangkuban Perahu

Pergi ke pegunungan memang sangat mengasikkan, walaupun saya bukan pendaki gunung, namun saya termasuk orang yang suka dengan pegunungan, karena amat banyak hal yang bisa kita dapati disana, keanekaragaman tumbuhan dan hewan bisa kita jumpai, walau semua itu bisa saja kita lihat di internet atau tv, tanpa harus capek-capek melakukan perjalanan, namun tentunya akan berbeda bila kita berbicara mengenai sensasi dan kepuasan hati.

Pada tanggal 24 Oktober 2016 lalu saya berkesempatan mengunjungi kawah Gunung Tangkuban Perahu, tepatnya dari sisi samping objek wisata utama Gunung Tangkuban perahu, dengan melakukan jalan kaki menyusuri jalan setapak menuju kawah Domas, dari pintu loket karcis hingga sampai ke kawah hanya berjarak 1,2 km, juga sudah tersedia tempat peristirahatan bagi pejalan kaki di sepanjang jalan setapak, ada juga kita temui penjual sovenir yang ada di salah satu tempat peristirahatan.

Jika anda ingin sampai lebih cepat dan tidak ingin berlelah-lelah ria, anda juga dapat menggunakan jasa ojek untuk kira-kira 2/3 perjalanannya, namun bagi yang suka berjalan kaki, saya rasa itu jarak yang tidak terlalu jauh, apalagi dilakukan berkelompok, dalam perjalanan anda bisa menyaksikan suguhan pemandangan alam yakni hutan yang indah, dengan beragam jenis pohon-pohon khas hutan tropis, hingga akhirnya kita tiba di lokasi kawah yang kita tuju, yaitu kawah Domas Gunung Tangkuban perahu, disini kita dapat menyaksikan hamparan bebatuan kawah yang berwarna putih pucat, dengan air yang mengalir disela-selanya membuat pemandangan menjadi begitu indah.

Para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini dapat pula melakukan aktivitas di kawah ini, seperti misalnya, merendamkan kaki ke genangan air panas yang mengandung belerang, ada juga jasa melakukan lulur dan pijat menggunakan lumpur belerang, serta anda juga dapat memasak telur dengan merebus menggunakan air panas di salah satu tempat di kawah ini.

Sesaat saya berjalan sambil menikmati suasana kawah, sempat saya melihat ada satu tanaman yang tumbuh tepat di area kawah Domas, tanaman ini menurut penduduk disana disebut Pohon manarasa, bentuk batangnya seperti pohon bakau, namun tampak sangat kokoh, daunnya berukuran sedang, berwarna hijau, dan merah muda pada daun mudanya, sayapun penasaran akan tanaman ini, karena begitu dekatnya dengan pusat kawah, bahkan sudah termasuk area kawah, dengan kandungan belerang yang tinggi, serta aliran aitnyapun begitu. Namun begitulah kemahakuasaan Tuhan..Swaha..

Menurut penduduk bahwa daun dari pohon manarasa tersebut dapat digunakan sebagai obat untuk meringankan gangguan perut, terutamanya saat diare, ada sebagian masyarakat disana menggunakan pucuk daun ini sebagai lalapan atau sayuran.
Sebelum meninggalkan lokasi saya sempatkan diri untuk mencoba merasakan bagaimana sebenarnya rasa dari pucuk daun manarasa tersebut, setelah saya petik saya langsung mengunyahnya, rasanya seperti aroma daun jambu, rasanya sama tidak begitu sepat, namun daun ini memiliki kantur lembut dan empuk, pada saat dikunyah akan terasa sedikit rasa asam pada daunnya.

  Demikianlah, sedikitsaya teruskan informasi dari saudara kita di area kawah gunung Tangkuban Perahu, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara yang lainnya.

cintapohonku.com
Share:

Jumat, 21 Oktober 2016

Loloh Cemcem (Bali):Minuman Khas Bali

Pohon Cemcem, demikian sebutan masyarakat pada tanaman ini, pohon ini sangat mirip dengan pohon kedondong, namun permukaan kulit pohon cemcem sedikit lebih halus dari pohon kedondong, bentuk daun cemcem jauh  lebih lembut dan sedikit lebih lebar dari daun kedondong, memiliki tepian daun yang rata dan agak runcing pada bagian ujungnya.

Biasanya tanaman ini digunakan sebagai pagar hidup oleh masyarakat di pedesaan, atau juga digunakan sebagai tiang hidup dalam membuat gubuk, baik itu gubuk di sawah maupun gubuk untuk kandang hewan ternak, karena disebabkan oleh sangat mudahnya dalam menanam tanaman ini, untuk menanamnya, hanya diperlukan batangnya, baik itu batang besar maupun kecil, semua dapat tumbuh bila distek, jadi untuk membangun gubuk dengan menggunakan tiang tanaman hidup tidak perlu menunggu lama, dan pastinya tahan akan rayap, karena tiangnya dari tanaman hidup, serta daunnya dapat digunakan untuk loloh atau jamu yang bermanfaat bagi tubuh kita.

Saat muda daun tumbuhan ini berwarna hijau kemerahan, hingga nantinya akan menjadi hijau, saat masih muda itulah saat yang paling tepat daun ini untuk digunakan sebagai loloh atau jamu :
Bahan bahan :
  1. Daun cemcem yang masih muda;
  2. Daun kayumanis (tambahan);
  3. Kelapa muda (pengganti air);
  4. Gula Aren (gula bali);
  5. Garam dapur ( uyah)
Dalam hal ini daun cemcem adalah bahan utama, sedangkan untuk daun dapdap dan daun kayu manis dapat anda kombinasikan menurut selera, semua kembali kepada selera anda masing-masing serta ketersediaan bahan-bahan tentunya. Adapun caranya sbb:
  • Daun cemcem dan daun lainnya dicuci bersih, lalu dimasukkan. Kedalam wadah berupa baskom, tuangkan air matang secukupnya, untuk citarasa yang lebih nikmat, anda dapat  menggunakan air kelapa muda sebagai dasarnya.
  • Setelah daun-daun tersebut hancur, sambil diperas-peras yang bertujuan agar sari sari dari daun-daun tersebut dapat keluar.
  • Setelah itu saring dan pisahkan air perasan degan ampasnya, tambahkan sedikit garam dan gula aren yang telah dicairkan, maka minuman segar siap dihidangkan.
Adapun kombinasi sehat minuman ini sama-sama bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, mengobati panas dalam dan tentunya penyegarkan tubuh.

cintapohonku.com
Share:

Kamis, 20 Oktober 2016

Manfaat Daun Pucuk Baang (bali)

Ada berbagai macam Jenis dari tanaman Pucuk, atau kembang sepatu, salah satunya adalah Pucuk Baang (bali), pohonnya hampir sama dengan pohon pucuk kebanyakan, memiliki batang yang dapat tumbuh tinggi dan memiliki cabang yang banyak, namun ukuran cabangnya tidaklah begitu besar, dibalik kulit batangnya pohon pucuk memiliki kambium yang agak lebih berlendir, bentuk daunnya bulat lonjong dan beringgit jarang serta lancip di bagian ujungnya, pucuk bunga muncul dari ujung batang pohon, serta bentuk bunganya sendiri memiliki kelopak bunga ganjil yaitu lima helai kelopak bunga, pada saat binga pucuk baang mekar, tampak antar kelopak bunga berjauhan karena ukuran pada dasar bunga jauh lebih kecil daripada pada ujung kelopak bunga, bunganya berwarna merah darah dan sangat mencolok, kepala putik dan benang sari menyembul jauh bagai menara ditengah-tengah kelopak bunga, dalam pengobatan tradisional bali, biasanya khasiat daun pucuk baang digunakan sebagai obat batuk yang disertai sesak nafas dimana dalam istilah balinya disebut Dekah ngangseg,

  Namun dalam pelaksanaannya belum ada yang memberikan takaran yang tepat dalam penggunaannya, hanya saya dapatkanninformasi untuk merebus daun pucuk secukupnya, atau kalau terbiasa bisa juga digunakan sebagai loloh, yaitu meminum air remasan daun pucuk, namun biasanya karena tingkat kekentalannya serta lendir yang dikeluarkan saat diremas, biasanya membuat orang yang tidak terbiasa akan merasa sedikit aneh menelannya, jadi cara perebusanlah kemungkinan lebih baik,

  Semoga kelak dikemudian hari, akan bertambah informasi yang saya dapatkan, dan pasti akan saya tambahkan dalam artikel saya, begitu pula bagi teman" yang kemungkinan lebih banyak tahu, agar sudi kiranya memberikan informasi, karena sekecil apapun informasi demi kebaikan akan sangat berguna, terima kasih.
cintapohonku.com
Share:

Biah-biah (bali)-Genjer:kaya serat dan zat besi

Bagi teman- teman yang pada masa kecilnya pernah merasakan tinggal di pedesaan atau di kampungkhususnya di Bali, terlebih lagi apabila disekitar rumah masih ada area persawahan atau lahan basahatau rawa-rawa, maka tentunya sudah tidak asing lagi dengan tumbuhan ini, dikala orang menyebut kata biah-biah atau bebiah, maka sudah barang tentu bayangan anda langsung tertuju pada sosok tanaman air yang hidup di rawa-rawa, ataupun tanah sawah dan tanah pertanian basah, sepengetahuan saya ada dua jenis biah-biah yang sering kita jumpai yaitu :
  1. Biah-biah bali, saya sebut begitu karena biah-biah ini tumbuhnya di bali dan dianggap menjadi tanaman lokal yang sudah sangat lumrah dikalangan petani,  adapun  pemanfaatan biah-biah memiliki daun berbentuk hati, permukaan daun halus dan batang berbuluh dan berwarna hijau tua, disamping sebagai pakan hijauan ternak terutamanya itik, namun tidak jarang juga masyarakat mengkonsumsi bagian tanaman ini sebagai sayuran, terutamanya biah-biah dalam keadaan masih muda.
  2. Biah-biah jawa, begitu masyarakat menyebutnya, ini dianggap tanaman biah-biah pendatang dan jenis baru, karena ada  perbedaan bentuk daun yakni berbentuk bulat, batang berbuluh dan berwarna hijau muda.
Walaupun kedua tanaman ini berbeda dalam bentuk fisik, namun tetap saja tanaman ini memiliki jenis yang sama, yaitu genjer, dan sama-sama dapat dimanfaatkan sebagai sayuran yang memiliki nilai gizi yang baik, dengan berbagai macam cara pengolahannya.

Di dalam sayuran genjer banyak manfaat yang bisa kita dapati, diantaranya :
  • Sayuran biah-biah kaya akan serat, dimana dengan serat yang mencukupi untuk tubuh akan dapat berpengaruh baik buat pencernaan, mencegah sembelit, melancarkan pencernaan.
  • Sayuran biah-biah kaya akan zat besi, meningkatkan pembentukan sel darah merah, menghindari kita dari kekurangan darah, jadi sangat baik untuk anak-anak, orang tua, ataupun ibu hamil.
Disamping itu masih banyak lagi kandungan zat yang bermanfaat buat tubuh kita yang terdapat di dalam tanaman ini.

Beraneka cara pengolahan dapat dilakukan atas tanaman ini diantaranya :
  • Ditumis atau digunakan sebagai sayuran lalapan yg terlebih dulu direbus ( biah-biah jawa).
  • Dijadikan sayur urab atau sayuran  lawar,( biah-biah bali)
  Namun begitu, memperhatikan tempat tumbuh dari tanaman ini juga penting bagi kita sebelum menjadikannya sebagai sayuran, karena pengaruh kebersihan lingkungan tempat tumbuhnya tanaman ini, terutamanya air dan tanahnya, dapat berpengaruh terhadap kesehatan kita dalam mengkonsumsi sayuran ini.

  Demikian, semoga bermanfaat,

cintapohonku.com
Share:

Bintang-Bintang (Bali) : Obat Sakit Mata

Alam telah menyediakan berbagai sumberdaya bagi kemaslahatan kita bersama, hanya tinggal kita saja sebagai mahluk yang memiliki akal untuk berupaya mengolahnya, banyak penyakit yang dialami sudah dapat diatasi melalui perantara ilmu pengetahuan yang tentunya dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada di muka bumi ini, dan semoga senantiasa pengetahuan itu selalu berkembang tanpa meninggalkan dan melupakan berkah alam ini.

Kali ini saya ingin meneruskan informasi dari rekan saya yanga ada di gianyar Bali, perihal pemanfaatan tanaman yang bernama Pihon Bintang - bintang dalam bahasa balinya, atau bahasa Indonesianya Kitolod, adalah Yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat untuk meringankan gangguan pengelihatan tepatnya sakit mata.

Sedikit saya ingin mengulas sederhana tanaman ini, tanaman ini bisa tumbuh  disembarang tempat, terutamanya pada tempat-tempat yang agak lembab, sering kita jumpai di area dekat persawahan dan tebing-tebing irigasi, bentuk daun dari tanaman ini berbentuk lonjong memanjang dan bergelombang berwarna hijau tua, memiliki ringgit runcing pada tepi daunnya, bunga tanaman ini memiliki batang kelopak bulat memanjang, tampak menyembul dari sisi ketiak daun, yang menjadi ciri khasnya adalah belahan kelopak bunganya sebanyak lima lembar dan saat mekar mirip bentuk bintang, dan itulah sebabnya kadang masyarakat menyebutnya bunga bintang.

Adapun pemanfaatan bagian tanaman ini oleh masyarakat adalah pada bunganya.

Berikut adalah caranya :

  • Siapkan beberapa kuntum bunga tanaman ini yang masih segar, atau juga bisa yang masih kuncup;
  • Cuci bersih dengan air, untuk menghindari adanya kotoran;
  • Rebus dengan menggunakan air bersih hingga mendidih;
  • Tuangkan ke media yang agak lebar lalu diamkan hingga air menjadi suam-suam kuku atau sudah tidak panas di kulit, uji dengan mencoba menempelkan bagian punggung tangan kita;
  • Celupkan wajah kita, hingga kita bisa mengedipkan mata di dalam wadah berisi air tadi, kedipkan beberapa kali, lalu setelah itu gunakan air tadi membasuh wajah, atau di bali disebut Mesugi.
  Nah demikianlah info yang saya dapatkan dari teman yang ada di gianyar Bali, semoga langkah kecil ini dapat bermanfaat bagi saudara-saudara lainnya.
cintapohonku.com
Share:

Senin, 17 Oktober 2016

Daun Mangkuk-Mengatasi Keputihan

Kembali saya akan berikan resep alternatif bagi teman-teman yang serasa memiliki keluarga atau kerabat, yang sedang memiliki masalah dengan keputihan, sudah tentu saya sendiri tidak pernah mengalaminya, bukan karena saya tau resep ini, akantetapi karena saya seorang laki-laki..hehehe..
Ini sebenarnya resep yang saya dapatkan dari teman saya yang mengirimkan resep herbal ini melalui media Sosial, karena beliau berharap nantinya akan dapat membantu, bagi rekan-rekan yang membutuhkan, beliau mengijinkan saya untuk menuliskannya pada akun saya, dan atas dasar itulah kemudian saya tuliskan di blog yang saya miliki, menurut empunya resep,bahwa  temannya sudah pernah membuktikannya, dan tentunya sudah berhasil, namun begitu, segala efek manfaat yang didapati pada masing-masing orang sudah barang tentu akan berbeda, namun tidak ada salahnya jikalau kita mencoba dengan selalu dibarengi dengan doa,

Adapun bahannya adalah:
  • 10 Lembar Daun Mangkok
  • 10 lembar daun sirih
  • Satu ruas Kunyit Putih
Cara membuatnya :
Rebus dengan dua gelas air, hingga tersisa satu gelas, lalu minum setiap hari selama  satu Minggu, ( ini bukan untuk pengobatan jangka panjang), bijaksana dan batasi penggunaannya hanya selama satu minggu saja, jika ada perkembangan baik, maka dapat dilanjutkan dengan mengurangi komposisi daunnya hingga cuma menggunakan masing-masing setengah takaran dan diminum satu minggu sekali, sebagai perawatan.
Obat ini tidak akan ada manfaatnya jika pola pola hidup sehat dan pola hidup bersih tidak dilaksanakan.
Demikian, semoga bermanfaat.

cintapohonku.blogspot.com

Share:

Mengatasi Alergi Wanian-Manfaat Daun Wani (Bali)

Mungkin ini hanya khusus saya tujukan buat rekan rekan yang ada di bali, karena wanian ini adalah salah satu alergi yang disebabkan oleh pengaruh pohon, yaitu pohon Wani, yang memiliki nama latin Mangifera Caesia Jack, untuk di tempat lain saya belum mendengar atau tau nama tanaman ini.
  • Pohon : jika dilihat dari bentuk, tanaman ini termasuk tanaman berkayu dan dapat tumbuh besar hingga mencapai tinggi 20 meter, memiliki diameter lingkar batang hingga mencapai 1 meter, kulit kayu nampak kasar dan bersisik, memiliki kayu yang biasanya berwarna putih kemerahan, jika dilihat dari kualitas kayu yang dihasilkan maka kayu tanaman ini kurang diminati sebagai bahan bangunan, mungkin karena kekuatannya dirasa kurang baik, pemanfaatan kayunya biasanya sebatas digunakan sebagai bahan kerajinan tangan serta prabot rumah tangga.
  • Daun : memiliki daun lebar dan kaku seperti daun mangga, berpenampang urat daun jelas namun halus, tepian daun rata dan agak landai pada ujungnya.
  • Buah : buahnya miliki tekstur yang sangat lembut saat matang, biji buah ini berbentuk bulat lonjong dengan dipenuhi serat pada penampang luar bijinya,daging buahnya berwarna putih bersih dan rata-rata berasa manis, namun jika terlampau matang buah ini akan memiliki rasa yang agak keras, seperti buah yang difermentasi.
Nah itu sedikit gambaran tentang tanaman wani yang dapat saya jelaskan, kini saya akan sampaikan sedikit masalah yang dapat ditimbulkan oleh tanaman ini, walaupun sangat jarang namun tidak ada salahnya jika anda mengetahuinya.

Biasanya alergi wanian ini muncul jika kita sempat berinteraksi dengan pohon wani yang saat baru ditebang ataupun baru dipangkas, tidak jelas apa penyebabnya, besar kemungkinan penyebabnya adalah kulit seseorang yang sensitif terpapar oleh uap getah pohon wani tersebut, pada saat duduk atau bermain pada batang atau cabang pohon yang baru saja ditebang atau dipangkas tersebut, walaupun begitu, tidak semua orang yang terpapar uap getah wani ini mengalami sakit ini, bahkan sebagian besar orang malah tidak merasakan efek apa-apa pada saat terkena getah pohon wani ini.

Adapun ciri-ciri apabila seseorang terkena alergi getah pohon wani ini adalah, terjadinya pembengkakan kulit disekujur tubuh, terutamanya pada area yang terbuka, atau tidak terlindung pakaian, seperti misalnya terjadi pembengkakan paling parah pada wajah dan leher, wajah akan menebal seperti topeng, nah itulah yang disebut wanian, wajah dan kulit yang terkena reaksi alergi juga akan terasa agak panas serta gatal, biasanya diikuti dengan agak terganggunya pandangan yang disebabkan ikut menebalnya kelopak mata, saya katakan begitu karena saya sendiri pernah merasakan alergi tetsebut, sedangkan untuk mengatasi masalah tersebut anda tak usah bingung ataupun menjadi panik, anda dapat gunakan obat dari bagian tumbuhan itu sendiri, yaitu, menggunakan daun dari pohon wani, caranya ambil beberapa helai daun wani, lalu digerus halus, tambahkan sedikit garam, setelah halus lalu lulurkan di bagian yang sakit, maka rasa gatal dan bengkaknya akan segera hilang.

  Demikian, semoga bermanfaat.
cintapohonku.com
 

Share:

Minggu, 16 Oktober 2016

Menstabilkan Gula darah-dengan Daun Piduh (bali)

Ada banyak tumbuhan berkasiat obat yang kita ketahui ternyata ada di sekitar kita, bahkan didalam satu jenis tumbuhan ada bermacam khasiat yang dimilikinya, seperti misalnya khasiat yang dimiliki oleh daun piduh atau dalam bahasa Indonesianya adalah daun pegagan, pohon piduh memiliki batang yang merambat, memiliki batang yang berruas dan disetiap ruasnya dapat muncul akar dan daun, daunnya berbentuk bulat lembut bergerigi, biasanya tumbuh di tempat yang agak lembab, seperti diantara akar-akar pohon dan sangat banyak kita jumpai di pematang sawah di pedesaan.

Selain  dapat digunakan sebagai obat luka ringan, ternyata daun piduh juga dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati Diabetes ( tepatnya untuk menstabilkan kadar gula darah) dari banyak artikel kesehatan yang saya baca, menyatakan bahwa diabetes dapat dihindari jika kita bisa dan taat dalam menjaga pola makan dan pola hidup sehat, dengan mengurangi makanan manis dan karbohidrat, walau sebenarnya karbohidrat sangat dibutuhkan bagi tubuh, namun jika karbohidrat yang telah kita konsumsi dan dirubah menjadi glukosa oleh enzim di yang ada di ludah kita namun tidak dapat dieksekusi menjadi energi oleh tubuh kita, entah karena produksi insulin oleh pankreas yang kurang, atau mungkin ada masalah dalam kinerja pankreas kita, namun itu adalah domain dari praktisi kesehatan atau para Dokter Kesehatan, merekalah yang berhak mendiagnosa ataupun menyatakan apa yang sebenarnya terjadi dalam organ tubuh kita, tentunya setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan.

Kali ini saya hanya akan meneruskan informasi yang saya dapat dari seorang teman yang yang telah berbaik hati berbagi mengenai cara pengobatan herbal untuk menstabilkan gula darah menggunakan daun piduh / pegagan, menurutnya resep ini sangat sederhana hanya dengan menggunakan rebusan daun ini, maka gula darahpun dapat terkontrol.

Adapun caranya adalah :
  1. Ambil satu genggam daun piduh /pegagan kira-kira 10 sampai 15 lembar, dapat digunakan beserta batang dan akarnya (diusahakan daun piduh didapat dari lingkungan yang bersih/ tidak tercemar, atau hasil tanaman sendiri);
  2. Cuci dengan menggunakan air bersih;
  3. Direbus menggunakan 4 gelas air, hingga tersisa 1 gelas;
  4. Minum 2 kali sehari, atau sesuai kebutuhan.

Demikian, Semoga dapat bermanfaat..

cintapohonku.com
Share:

Sabtu, 15 Oktober 2016

Manfaat sereh-pereda demam-meriang

Sereh merupakan salah satu bahan bumbu dapur yang sering digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai campuran dalam memasak, walaupun tidak semua bumbu masakan dapat dikombinasikan dengan sereh, namun sereh tetap saja memiliki nama populer dalam kegiatan masak memasak, disamping manfaat untuk meningkatkan cita rasa masakan, sereh juga memiliki berbagai manfaat kesehatan bagi tubuh.
 
Tumbuhan sereh hidupnya berumpun, perbanyakan alaminya melalui pertumbuhan tunas, batangnya terdiri dari kelopak-kelopak daun yang tersusun rapi, daunnya sendiri berbentuk pipih panjang mirip seperti rumput ilalang, serta agak kasar dan sedikit tajam, aroma yang dimiliki oleh tumbuhan ini sangat khas, sehingga dengan mudah kita dapat mengenal tanaman ini dengan cara sedikit meremas daunnya.

Kali ini saya akan menyajikan informasi yang saya dapat dari salah seorang rekan kerja saya yang berasal dari Kalimantan, tepatnya dari Banjarmasin, dimana pemanfaatan tumbuhan ini selain sebagai bumbu dapur juga digunakan sebagai, ramuan pereda demam, menurut beliau pemanfaatan sereh sudah turun temurun di tanah Kalimantan, walaupun kini hanya sedikit yang masih mempertahankan tradisi ini.

Adapun penggunaannya sendiri adalah sebagai ramuan luar tubuh yaitu dengan cara mencampurkannya pada air mandi, berikut cara lengkapnya :
Siapkan satu ikat batang sereh, tentunya sereh yang digunakan sudah dibersihkan dari daun-daun dan kelopak yang tua, lalu sereh direbus dengan air hingga mendidih, setelah itu gunakan air sereh ini untuk mandi, tentunya setelah dicampur kembali dengan air dingin hingga ramuan menjadi hangat-hangat kuku, guyurkan air perlahan dari atas kepala hingga membasuh seluruh bagian tubuh, gunakan juga untuk mencuci muka dan ketiak, tidak diperlukan sabun untuk membilasnya, biarkan aroma sereh menempel di tubuh, dipercaya hal ini dapat meredakan meriang dan demam, aroma sereh juga bermanfaat sebagai penenang.
Demikianlah informasi tentang manfaat sereh untuk meredakan demam yang saya peroleh, semoga ada manfaatnya buat saudara-saudara dilain tempat.


cintapohonku.com
Share:

Kamis, 13 Oktober 2016

Buah Pulet-Pulet (Bali)-ubad Belahan (Bali)-Sakit kepala

Pulet-pulet. Begitu masyarakat kampung saya  menyebutnya, tumbuhan ini memiliki tinggi tak lebih dari selutut orang dewasa, namun terkadang bisa juga kita jumpai tingginya  mencapai hingga satu meter, tanaman ini memiliki daun yang lebar yang pada masing-masing tepi daunnya ber kelok atau luk tiga yang ditopang dengan batang yang kuat serta terbilang banyak, bunga tanaman ini pada saat mekar berwarna merah muda, adapun buah yang dimiliki oleh tanaman ini berbentuk bulat berukuran kecil serta bergerombol,buah yang muda berwarna hijau, sedangkan setelah matang buahnya berubah warna menjadi coklat. Buah tanaman ini memiliki duri-duri pengait di bagian sisi luar buahnya, durinya tidaklah tajam dan samasekali tidak membahayakan bila tersentuh, karena buah ini juga sering menjadi alat permainan buat anak-anak jaman dahulu, untuk saling melempar hingga buah tersangkut di pakaian.

Dengan duri pengait itulah tanaman ini dapat sangat efektif menyebarkan benihnya, karena buah tanaman ini dapat menempel pada pakaian kita yang tanpa sengaja menabrak tanaman ini, begitu pula buahnya dapat pula menempel pada bulu binatang peliharaan seperti anjing yang suka bermain atau melintasi tanaman ini.

Dari informasi yang sempat saya dapati, bahwa tanaman ini terutama buahnya dahulunya digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk menyembuhkan sakit kepala berat, dimana dalam istilah bali dikenal dengan nama "belahan", sakit kepala ini menurut mereka yang pernah merasakan, memiliki sumber pada satu titik di kepala, terasa sakit yang teramat sangat, dan jika disentuh seakan tengkorak kepala seakan lembek pada bagian tersebut. Dan jika sudah ditemukan posisi sumber sakitnya maka segera dibuatkan ramuan untuk mengobatinya, yaitu dengan bahan :
  • Buah Pulet-pulet Sebanyak satu genggam atau secukupnya;
  • Ketan secukupnya, atau dapat pula diganti dengan beras
  • Satu lembar daun sirih
Cara membuatnya :
Buah Pulet-pulet ditumbuk bersama dengan ketan, lalu ditambah sedikit air, setelah lembut segera ditempelkan pada titik sumber sakit kepala yang dirasa atau Belahan tadi, kemudian ambil satu lembar daun base yang sudah disiapkan untuk menutup ramuan tadi pada kepala.
Nah, demikianlah informasi yang saya dapatkan tentang pemanfaatan buah pulet-pulet sebagai obat sakit kepala atau belahan, semoga tulisan ini dapat sedikit menambah pengetahuan teman-teman tentang tradisi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan di Bali, semoga bermanfaat.


cintapohonku.com
Share:

Lempeni (Bali)-tanaman semak yang kini kembali dicari

Mungkin teman-teman masih ingat dengan nama tanaman ini, lempeni dalam bahasa latinnya  Ardisia humilis vahl ( saya dapat dari kunjungan saya ke kebun raya Eka Karya Bali) begitu nama tanaman ini, pada jaman dahulu tanaman ini sangat dicari terutamanya oleh anak-anak, bukan sengaja untuk dimakan namun untuk digunakan sebagai amunisi dalam perang-perangan menggunakan "bedil", istilah yang digunakan untuk senjata yang terbuat dari buluh bambu yang berukuran panjang relatif, antara 25 cm sampai 30 cm, lubang dalam dari buluh bambu disesuaikan dengan rata-rata besaran buah lempeni, tak lupa disediakan pula alat penumpu yang terbuat dari bilah bambu yang dibentuk bulat..seukuran lubang buluh.

Kembali ke bahasan tanaman lempeni, tanaman ini biasa tumbuh di semak-semak, ikut menjadi pagar hidup pada bidang batas antara kebun-kebun masyarakat pedesaan dimana pada masa itu rata-rata pembatas antar kebun warga digunakan batang-batang tanaman yang dapat tumbuh, tidak seperti saat kini, pembatas lahan sudah menggunakan tembok-tembok beton, sehingga keberadaan lempenipun sudah hampir jarang kita jumpai, jika ingin menemukannya tanaman ini kita harus sedikit meluangkan waktu untuk mencarinya menyusuri tempat-tempat yang sedikit agak jauh, seperti pinggiran kali dan tebing-tebing sungai.

Tanaman lempeni memiliki daun berbentuk lonjong, agak tebal namun halus, bentuk buahnya bulat dan bergerombol berwarna hijau dan merah keunguan, lalu pada saat masak berwarna hitam, Pada saat buah masak, buah lempeni dapat dikonsumsi dan memiliki rasa yang manis, jika jaman dahulu hanya buah yang setengah tua yang banyak dicari untuk amunisi, namun seiring dengan perkembangan jaman dan banyaknya penelitian terhadap tanaman berkhasiat obat, termasuk juga tanaman lempeni, dipercaya dengan mengkonsumsi air rebusan daun lempeni bermanfaat untuk menghentikan perkembangan sel kanker dan Tumor. Namun dalam tulisan saya ini saya ini saya hanya ingin mengenang betapa indahnya masa kecil, penuh keceriaan dalam kebersamaan, senantiasa dapat bersanding dengan alam nan indah, buat adik-adik yang mungkin belum banyak mengenal aneka tumbuhan, ada baiknya sedikit meluangkan waktu untuk dapat mencintai alam melalui sebatang pohon, karena dari sebatang pohon yang anda pelihara, berarti anda menjaga kelangsungan hidup satu generasi Pohon.

 
cintapohonku.com
Share:

Selasa, 11 Oktober 2016

Lempuyak (bali)-Krasi-Untuk Memanen Lebah-Nyawan (Bali)

   Apakah teman-teman pernah mendengarnya?, mungkin saja hanya sebagian dari teman-teman yang sudah pernah mendengar namanya, munkin karena itu merupakan nama lokal, atau mungkin juga pernah dengar namun tidak tahu wujud tumbuhan ini, tumbuhan ini termasuk tumbuhan semak, sering kita temui tumbuh dipinggir tegalan atau ladang, kadang pula tumbuh didalam rimbunan pohon alang-alang, tanaman ini memiliki batang yang berkayu pada saat tanaman ini cukup umur,namun pada saat batang mudanya tampak sedikit rapuh, permukaan batangnya halus, memiliki banyak cabang dan ranting, daunnya berbentuk kecil dan lonjong, dan sedikit agak meruncing, permukaan daunnya sedikit bergelombang namun tetap lembut, panampakannya sangat mirip dengan tanaman hias yang pernah ngetren tahun 2000an yakni Tanaman Krasi.entah ini tanaman yang sama atau tidak, namun dari semuanya sangat identik.

 
   Bunga tanaman ini berwarna kuning,merah dan kombinasi, untuk bentuk buahnya sendiri berbentuk bulat berwarna hijau saat muda, dan berwarna hitam saat matang, bentuk buah bergerombol mirip buah merica.

   Sebenarnya tidak ada informasi yang saya dapatkan mengenai pemakaian tanaman ini sebagai obat yang dikonsumsi manusia, namun begitu bukan berarti tanaman ini tidak bermanfaat, selain dapat digunakan sebagai tanaman hias yakni batang bawah untuk tanaman krasi yang disambungkan pada batang tanaman lempuyak ini, hal ini akan menghasilkan tanaman krasi yang memiliki batang yang besar, yang akan menambah keindahan penampilan tanaman hias anda.
Satunya lagi untuk buah dari tanaman ini dapat digunakan sebagai aroma pelindung agar anda tidak disengat oleh lebah pada saat anda memanen atau mengambil sarang lebah, lebah condong akan menghindari anda. dan hanya terbang tanpa menyengat.

   Caranya : ambil buah lempuyak yang sudah matang, lalu dengan tangan buah tersebut diremas hingga hancur dan mengeluarkan cairan, nah cairan inilah yang nantinya anda usapakan atau lulurkan pada bagian tubuh yang terbuka, yang nantinya kemungkinan diserang oleh lebah yang merasa terganggu.

Setelah seluruh area tubuh yang terbuka anda luluri dengan cairan buah lempuyak, maka anda dapat langsung melakukan panen sarang lebah, namun harus selalu lakukan dengan hati-hati dan perlahan saja, lebah-lebah akan menyingkir dan menjauh dari tangan anda.Ada dua hal yang anda harus perhatikan yaitu :

1. Jangan sampai anda menaburkan ampas dari buah lempuyak tadi kedalam sarang lebah, karena akan berpotensi lebah akan pergi selamanya dari sarangnya atau dalam istilah bali bernama rarud / mengungsi besar-besaran
2. Lebah yang saya maksud disini adalah lebah madu atau nyawan (Bali), jangan sekali-sekali mempraktekkan hal ini pada sarang tawon, karena saya belum pernah melihat orang menggunakannya untuk memanen atau mengambil sarang tawon.
Demikian, semoga apa yang telah saya tuliskan ini bisa dapat bermanfaat, sebagai suatu langkah kecil mencintai alam..
cintapohonku.com
Share:

ads

Total Tayang Halaman

Ads