Langkah Kecil menghormati alam, melalui sebatang Pohon.

Senin, 01 Mei 2017

Mengenal Pandan "Duri"

Tanaman ini memang tampak sangat memproteksi dirinya, dapat dilihat dari tumbuhnya duri-duri yang sangat tajam pada sekujur daunnya, baik itu daun yang muda maupun daun yang sudah tua, di kampung daerah saya tepatnya daerah Desa Ayunan, desa ini terletak kira-kira 18 km dari Kota denpasar, dan sekitar 14 km dari pusat kota Kabupaten Badung, yaitu Mangupura, desa ayunan dapat diakses melalui banyak arah, dari arah timur, melalui desa belahkiuh, dari arah selatan melalui desa abiansemal, melalui arah barat melalui mengwi serta arah utara melalui desa sangeh, Desa Cau Blayu,  Desa perean dan Desa sembung.

Penghidupan masyarakat Desa Ayunan dulunya sebagian besar adalah sebagai Petani, dan Pengerajin Tikar.
Seiring perkembangan jaman dan teknologi, pekerjaan menganyam tikar sudah mulai ditinggalkan, dan hanya sebagian kecil masyarakatnya yang masih tetap mempertahankan tradisi tersebut, walau masih dapat kita lihat di sisi jalan yang menghubungkan Desa Ayunan dengan desa Cau Blayu.
Hamparan tanaman Pandan yang masih tegak Berdiri, tinggi pohonnya hingga 5 meter, menandakan sudah berumurnya tanaman pandan tersebut, sengaja memang tanaman ini tidak digantikan dengan tanaman lain karena masih ada sebagian kecil pengerajin tetap melakukan aktivitas menganyam daun pandan untuk membuat tikar plasa, tikar plasa adalah tikar yang terbuat dari anyaman daunn pandan yang sudah dikeringkan serta dibersihkan dari duri-durinya, tikar ini dulunya biasa digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai alas tidur, alas ini diletakkan diatas dipan yang memiliki jeruji yang terbuat dari bambu, yang dalam bahasa balinya disebut Galar, diatas galar inilah dulunya tikar diletakkan, dan pada masa itu sudah merupakan alas tidur yang sangat layak, kini pemanfaatan tikar digunakan sebagai alas bagi masyarakat yang melakukan aktivitas membuat sesajen baik itu di rumah maupun di tempat ibadah, walau kadang juga sudah tergantikan oleh tikar-tikar yang terbuat dari plastik, namun dari sekian banyak yang menggantikan perannya, tetap ada satu peran yang belum tergantikan hingga saat ini, tikar plasa masih tetap digunakan pada saat pelaksanaan upacara manusa Yadnya, sebagai media untuk membungkus watangan atau mayat orang yang sudah meninggal yang akan diproses pada upacara pengabenan.
Selain itu, pandan duri juga dipercaya oleh masyarakat memiliki manfaat magis yakni dapat menangkal roh-roh jahat.
Di akhir tulisan ini saya berharap semoga saja kelak anak cucu kita masih bisa melihat dan mengetahui tentang tikar pandan atau tikar plasa, bukan cuma tahu karpet atau permadani saja.
www.cintapohonku.com
Share:

0 comments:

Posting Komentar

ads

Total Tayang Halaman

Ads